Kamis, 01 Desember 2011

Penderita HIV/AIDS Terus Bertambah


Hari ini 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Jumlah penderita AIDS di Sulsel selalu meningkat setiap hari. Data Komisi Penanggulangan AIDS (AIDS) melansir per September 2011 mencatat 4.098 penderita. Jumlah ini bisa lebih besar jika diasumsikan fenomena “gunung es”. Nah, bagaimana upaya pencegahan dan apa saja yang telah dilakukan. Berikut penuturan Sekretaris KPA Sulsel, Saleh Rajab kepada wartawan Fajar, Rasid Alfarizi di kantor KPA Sulsel Rabu, 30 November.

Kembali kita memperingati Hari AIDS tahun ini, tema tahun ini Lindungi tenaga kerja dan dunia kerja dari AIDS. Sebenarnya apa misi utama tahun ini?

Itu tema nasional. Kita mengangkat tema ini karena dunia kerja salah satu komunitas yang rawan. Ada juga tema lokal kita yakni. “Stop HIV/AIDS”. Hapuskan stigma diskriminasi di dunia kerja. Ini bagian dari program pemerintah untuk penyelamatan kerja yang digulirkan di setiap intansi dan lembaga.

Kegiatan apa saja yang dilakukan KPA Sulsel dalam memperingati hari Aids?

Di Sulsel digelar dalam berbagai kegiatan, salah satunya, kampanye HIV/AIDS hingga ke daerah. Ada titik-titik kampanye yang kita anggap rawan seperti Makassar, Maros, Sinjai, Parepare, Bulukumba, Sinjai, Bone dan Palopo.

Selain itu digelar pula talkshow untuk pendidikan kepada masyarakat. Teman-teman KPA sudah menyebar ada yang daerah untuk menyambut kegiatan besok (hari ini, red).

Setiap tahun penderita HIV/AIDS selalu meningkat. Apa KPA tidak berhasil menekan laju angka penderita?

Inilah yang butuh perhatian. Kasus HIV/AIDS selalu bertambah karena memang penyebarannya luar biasa. Tiga tahun dengan berbagai kegiatan, kita sudah berhasil menekan laju penderita kisaran 20-30 persen. Tahun 2005 hingga 2006 pernah mengalami peningkatan lebih dari 100 persen berdasarkan data resmi yang kita dapatkan dari lembaga layanan kesehatan. Pada tahun 2005 ada 546 kasus namun tahun berikutnya bertambah 648 atau sekitar 1.194 kasus.

Apa yang mesti masyarakat ketahui dari HIV/AIDS?

Yang perlu masyarakat tahu adalah bahwa virus HIV/AIDS menular pada empat jenis air, yakni air sperma, air vagina, darah dan air susu. Keempat jenis air ini yang mesti diketahui masyarakat dengan mengubah perilaku dan risiko yang ditimbulkan.

Angka transmisi seksual menjadi penyebab tertinggi menularkan HIV/AIDS kabarnya mencapai angka 56 persen.

Menurut Anda mengapa hal itu bisa terjadi?

Transimisi seksual tertinggi karena itu menyangkut perilaku masyarakat. Yang namanya perilaku tentu paling berisiko. Sejauh ini satu-satuanya cara yang dianjurkan mengurangi risiko adalah memakai alat kondom.

Namun kampanye memakai kondom sering disalahartikan kelompok masyarakat, padahal kita menganjurkan hanya untuk kesehatan bukan menganjurkan atau menghalalkan perilaku menyimpan. Penyebab kedua tertinggi transmisi jarum suntik selanjutnya transfusi darah dan air susu ibu ke anak.

Menurut Anda mengapa umumnya korban adalah usia produktif?

Ada istilah man, mobile, money. Usia 19-49 tahun. Dia lelaki maco, suka bepergian dan ada uang di kantongnya. Mereka inilah yang paling rentang tertular. Ada perilaku menyimpan yang kerap dilakukan usia produktif.

Nah terkait dengan penanggulan HIV/IADS sejauh ini bagaimana hubungan KPA dengan lembaga lain seperti Badan Narkotik Nasional (BNN) dan Biro Napza?

Sebagai lembaga non struktural, tugas utama KPA berdasarkan Permendagri Nomor 20 tahun 1997 ada sembilan tugas pokok. Intinya berfungsi mengkoordinasikan semua upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Semua tenaga di secretariat adalah tenaga penuh waktu, bukan pegawai part timer. Itulah mengapa KPA hadir di semua kabupaten/kota di Indonesia.

Hanya saja belum semua struktur KPA di daerah berdasarkan Perpres No 75 tahun 2006 dan Permendagri Nomor 20 tahun 2007.Bupati seharusnya diangkat sebagai ketua dan wakil bupati/wali kota sebagai ketua harian.

Kaitannya dengan lembaga lain tentu saling bersinergi dalam program maupun dukungan kelembagaan. Di Sulsel kita bersyukur menjadi daerah pertama mendirikan Biro bina Napza dan HIV/AIDS. Juga sudah didukung oleh Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 tahun 2010 tentang HIV/AIDS

Kaitannya di mana, misalnya BNN yang konsentrasi dengan narkotik dan obat terlarang bisa mencegah salah satu penyeban penularan melalui banyak kegiatan.

Jika berdasarkan asumsi fenomena gunung es, berapa angka kasar penderita di Sulsel saat ini?

Menghitungnya mudah. Berdasarkan rumus WHO, asumsi fenomena gunung e situ dikali 100 penderita. Jadi kalau yang tercatat saat ini mencapai 4.098 kasus. Makanya saat ini ada 400.098 penderita. Khusus tahun 2011, 403 HIV dan 382 AIDS.

Mereka yang tidak sempat terdekteksi jauh lebih banyak. Angka yang kita dapatkan hanya dari lembaga-lembag pelayanan kesehatan. Sebenarnya semakin banyak melakukan VCT (voluntree consuling test) semakin baik, karena penanganannya bisa dibantu.

Apa target KPA ke depan untuk pencegahan HIV/AIDS?

Kita mau fokus menggerakkan kabupaten/kota sinergi agar melakukan tugas pokok. Kita ingin menggugah agar KPA tergugah melakukan geraka. Tapi sekali lagi, KPA masih terkendala karena dukungan pemerintah daerah masih minim. Sebaiknya daerah melakukan hal-hal mendasar, seperti membentuk perda, siapkan dana APBD dan memperbaiki struktur KPA.

Ada beberapa KPA di daerah yang sudah bagus dalam hal struktur dan kegiatan, seperti Sidrap, Pinrang, Bulumba, Luwu Utara, Luwu Timur dan Makassar. Lainnya masih perlu dibenahi.

Siapa saja populasi kunci penular HIV/AIDS?

Wanita Pekerja Seks (WPS), wariah, lelaki seks lelaki (gay), pelanggan dan pengguna jarum suntik. Semua pupolasi kunci ini yang mesti diberi penyadaran. Penyadaran hidup sehat dan tidak berisiko. Semua WPS, harus melindungi diri dengan meminimalkan tingkat risiko saat berhubungan seks.

Sekadar diketahui jumlah WPS di Makassar ada 5.000 lebih, sedangkan pelanggannya 40 ribu lebih. Inilah yang mesti paling tahu bagaimana cara melindungi dirinya sendiri sebelum terkena penyakit. Kasihan kalau sudah kena penyakit, orang di sekitarnya bisa tertular dan dia hidup dengan beban.

SUMBER : http://www.fajar.co.id/read-20111201185505-penderita-hivaids-terus-bertambah

1 komentar: